I. TASHRIF DASAR
Setiap kata kerja dalam bahasa Arab, dapat dirubah menjadi 12 bentuk pokok. Setiap bentuk menunjukkan arti tersendiri. Ke-12 bentuk kata tersebut ialah :
1. Fi’il Madhi - Past Tense - فََََعَلَ - fa'ala - Telah bekerja
2. Fi’il Mudhori’ - Present Tense - يَفْعُلُ - yaf'ulu - Sedang/akan bekerja
3. Isim Masdar - Gerund - فَعْلاً - fa'lan - Pekerjaan
4. Isim Fa'il - Subjek - فَاعِلٌ - faa'ilun - Yang mengerjakan
5. Isim Maf’ul - Objek - مَفْعُوْلٌ - maf'uulun - Yang dikerjakan
6. Fi’il Amar - Kata Perintah - أُفْعُلْ - uf'ul - Kerjakanlah!
7. Fi’il Nahyi - Kata Larangan - لاَ تَفْعُلْ- laa taf'ul - Jangan bekerja
8. Isim Zamani - Ket. Waktu - مَفْعَلٌ - maf'alun - Waktu bekerja
9. Isim Makani - Ket. Tempat - مَفْعَلٌ - maf'alun - Tempat bekerja
10. Isim Alat - Alat - مِفْعَلٌ - mif'alun - Alat bekerja
11. Fi’il Madhi Majhul- Past Tense Pasif - فُعِلَ - fu'ila - Telah dikerjakan
12. Fi’il Mudhori’ Majhul- Present Tense Pasif -يُفْعَلُ - yuf'alu - Sedang/akan dikerjakan
Dari 12 bentuk tersebut dibagi menjadi 2 kelompok :
1. Kelompok Isim :
1) Isim Masdar - Gerund (kata kerja yang menjadi kata benda).
2) Isim Fa'il - Pelaku perbuatan.
3) Isim Maf'ul - Yang dikerjakan (Objek).
4) Isim Zamani - Keterangan Waktu.
5) Isim Makani - Keterangan Tempat.
6) Isim Alat - Keterangan Alat.
2. Kelompok Fi'il :
1) Fi'il Madhi - Kata kerja bentuk lampau (prast tense).
2) Fi'il Mudhori' - Kata kerja bentuk sedang/akan (present tense).
3) Fi'il Amar - Kata kerja bentuk perintah.
4) Fi'il Nahyi - Kata kerja bentuk larangan.
5) Fi'il Madhi Majhul - Kata kerja bentuk lampau pasif.
6) Fi'il Mudhori' Majhul - Kata kerja bentuk sedang/akan pasif.
Jumat, 28 Mei 2010
Ilmu Nahwu (6) - Fi'il Berdasarkan Objek
V. PEMBAGIAN FIIL BERDASARKAN OBJEKNYA
Fiil dilihat dari objeknya terbagi dua bagian :
1. لاَزِمٌ , Lazim : Fiil yang tidak mempunyai maufúl bih (objek kalimat). Dalam bahasa Indonesia disebut Kalimat Intransitif.
Contoh :
بَكَى عَلِيٌّ - Ali menangis
خَرَجَ اْلأ ُسْتَاذ ُ - Ustadz telah keluar
2. مُتَعَدِّى , Muta'adi : Fiil yang mempunyai maufúl bih (objek kalimat). Dalam bahasa Indonesia disebut Kalimat Transitif.
Contoh :
ضَرَبَ عَلِيّ ٌ الْكَلْبَ - Ali memukul anjing.
سَأ َ لَ تِلْمِيْذُ أُسْتَا ذ ًا - Seorang murid bertanya kepada guru.
Pembagian Miil Muta'adi
1. Fiil yang mempunyai satu mafúl bih, seperti : (membuka) أَكَل َ - فَتَحَ (makan)
Contoh :
أَكَل َمُحَمَّدُ ْالخُبْزَ - Muhammad makan roti
فَتَحَ عَلِيّ ٌ ْالبَابَ - Ali membuka pintu
2. Fiil yang bisa mempunyai dua mafúl bih, seperti : (mengajar) أََعْطَىَ - عَلَّمَ (memberi), سَأَلََ (bertanya), كَسَا (memberi),
Contoh :
أََعْطَيْتُ السَّائِلَ طَعَامًا - Saya memberi makanan kepada yang meminta-minta
كَسَوْتُ ْالفَقِيْرَ ثَوْبًا - Saya memberi pakaian kepada yang fakir
Cara Memutaádikan Fiil Lazim :
1. Menambahkan Hamzah dari fiil asalnya sesuai dengan wazan أ َفْعَلَ
خَرَجَ = keluar menjadi أ َ خْرَجَ = mengeluarkan
دَخَلَ = masuk menjadi أ َ دْخَلَ = memasukkan
كَمُلَ = sempurna jadi أ َ كْمَلَ = menyempurnakan
2. Menggandakan 'Ain Fiil sesuai dengan wazanفَعَّلَ
ضَعُفَ = lemah menjadi َ ضَعُّفَ = melemahkan
كَبُرَ = besar menjadi كَبَّرَ = membesarkan حَسُنَ = bagus jadi حَسُّنَ = membaguskan
3. Memakai bantuan huruf jar
ذ َهَبَ زَيْدٌ = Zaid pergi. Menjadi ذ َهَبْتُ بِزَيْدٍ = Aku pergi dengan Zaid
Fiil dilihat dari objeknya terbagi dua bagian :
1. لاَزِمٌ , Lazim : Fiil yang tidak mempunyai maufúl bih (objek kalimat). Dalam bahasa Indonesia disebut Kalimat Intransitif.
Contoh :
بَكَى عَلِيٌّ - Ali menangis
خَرَجَ اْلأ ُسْتَاذ ُ - Ustadz telah keluar
2. مُتَعَدِّى , Muta'adi : Fiil yang mempunyai maufúl bih (objek kalimat). Dalam bahasa Indonesia disebut Kalimat Transitif.
Contoh :
ضَرَبَ عَلِيّ ٌ الْكَلْبَ - Ali memukul anjing.
سَأ َ لَ تِلْمِيْذُ أُسْتَا ذ ًا - Seorang murid bertanya kepada guru.
Pembagian Miil Muta'adi
1. Fiil yang mempunyai satu mafúl bih, seperti : (membuka) أَكَل َ - فَتَحَ (makan)
Contoh :
أَكَل َمُحَمَّدُ ْالخُبْزَ - Muhammad makan roti
فَتَحَ عَلِيّ ٌ ْالبَابَ - Ali membuka pintu
2. Fiil yang bisa mempunyai dua mafúl bih, seperti : (mengajar) أََعْطَىَ - عَلَّمَ (memberi), سَأَلََ (bertanya), كَسَا (memberi),
Contoh :
أََعْطَيْتُ السَّائِلَ طَعَامًا - Saya memberi makanan kepada yang meminta-minta
كَسَوْتُ ْالفَقِيْرَ ثَوْبًا - Saya memberi pakaian kepada yang fakir
Cara Memutaádikan Fiil Lazim :
1. Menambahkan Hamzah dari fiil asalnya sesuai dengan wazan أ َفْعَلَ
خَرَجَ = keluar menjadi أ َ خْرَجَ = mengeluarkan
دَخَلَ = masuk menjadi أ َ دْخَلَ = memasukkan
كَمُلَ = sempurna jadi أ َ كْمَلَ = menyempurnakan
2. Menggandakan 'Ain Fiil sesuai dengan wazanفَعَّلَ
ضَعُفَ = lemah menjadi َ ضَعُّفَ = melemahkan
كَبُرَ = besar menjadi كَبَّرَ = membesarkan حَسُنَ = bagus jadi حَسُّنَ = membaguskan
3. Memakai bantuan huruf jar
ذ َهَبَ زَيْدٌ = Zaid pergi. Menjadi ذ َهَبْتُ بِزَيْدٍ = Aku pergi dengan Zaid
Kamis, 27 Mei 2010
Ilmu Nahwu (5) - Fi'il (Kata Kerja)
IV. PEMBAGIAN FIÍL
Fiíl dibagi menjadi tiga kelompok
1. Fi'il Madhi
o Adalah kata kerja yang menunjukan waktu lampau atau telah (past tense), terdiri dari kalimat aktif (ma'lum) dan kalimat pasif (majhul)
o Contoh :
فَعَلَ - fa'ala – telah bekerja (aktif)
فُعِلَ - fu'ila – telah dikerjakan (pasif)
2. Fi'il Mudhori'
o Adalah kata kerja yang menunjukan waktu sekarang dan yang akan datang, serta menunjukkan kebiasaan. Terdiri dari kalimat aktif (ma'lum) dan kalimat pasif (majhul).
o Contoh :
يَفْعَلُ - yaf'alu – sedang/akan bekerja (aktif)
يُفْعَلُ - yuf'alu – sedang/akan dikerjakan (pasif)
3. Fi'il Amr
o Adalah kata kerja yang menunjukkan perintah untuk melakukan suatu perbuatan.
o Contoh :
اُفْعُلْ – ufúl – bekerjalah kamu!
o Lawan dari Fiíl Amar adalah Nahyi yang berarti larangan atau perintah untuk tidak melakukan sesuatu.
o Contoh :
لاَ تَفْعُلْ – laa taf'ul – kamu jangan bekerja!
Fiíl dibagi menjadi tiga kelompok
1. Fi'il Madhi
o Adalah kata kerja yang menunjukan waktu lampau atau telah (past tense), terdiri dari kalimat aktif (ma'lum) dan kalimat pasif (majhul)
o Contoh :
فَعَلَ - fa'ala – telah bekerja (aktif)
فُعِلَ - fu'ila – telah dikerjakan (pasif)
2. Fi'il Mudhori'
o Adalah kata kerja yang menunjukan waktu sekarang dan yang akan datang, serta menunjukkan kebiasaan. Terdiri dari kalimat aktif (ma'lum) dan kalimat pasif (majhul).
o Contoh :
يَفْعَلُ - yaf'alu – sedang/akan bekerja (aktif)
يُفْعَلُ - yuf'alu – sedang/akan dikerjakan (pasif)
3. Fi'il Amr
o Adalah kata kerja yang menunjukkan perintah untuk melakukan suatu perbuatan.
o Contoh :
اُفْعُلْ – ufúl – bekerjalah kamu!
o Lawan dari Fiíl Amar adalah Nahyi yang berarti larangan atau perintah untuk tidak melakukan sesuatu.
o Contoh :
لاَ تَفْعُلْ – laa taf'ul – kamu jangan bekerja!
Ilmu Nahwu (4) - Dhamir (Kata Ganti)
o Dhamir (Kata Ganti), terbagi menjadi dua :
1. Dhomir Munfashil
Kata ganti yang terpisah dari kata kerja.
Berfungsi berbagai subjek kalimat (fa'íl)
2. Dhomir Muttashil
Kata ganti yang bersatu dengan kata kerja.
Berfungsi berbagai objek kalimat (maf'ul)
Dhamir Munfashil terdiri dari tiga janis yaitu :
1) Pihak Ketiga (yang dibicarakan) - Ghaib
Dia seorang laki-laki هُوَ - huwa
Mereka (2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
Mereka (3 orang laki-laki atau lebih). هُمْ - hum
Dia (seorang perempuan) هِيَ - hiya
Mereka (2 orang perempuan) هُمَا – humaa
Mereka (3 orang perempuan atau lebih). هُنَّ - hunna
2) Pihak Kedua (yang diajak bicara) – Mukhatab.
Kamu (seorang laki-laki) اَنْتَ – anta
Kalian (2 orang laki-laki). اَنْتُمَاَ – antuma
Kalian (3 orang laki-laki atau lebih). اَنْتُمْ - antum
Kamu (seorang perempuan) اَنْتِ - hiya
Kalian (2 orang perempuan اَنْتُمَاَ – antuma
Kalian (3 orang perempuan atau lebih). اَنْتُنَّ - antunna
3) Pihak Kesatu (yang berbicara) – Mutakalim.
Saya seorang اَنَا - ana
Kami. نَحْنُ – nahnu
2. Domir Muttashil
Terdiri dari tiga jenis yaitu :
1) Pihak Ketiga (yang dibicarakan) - Ghaib
Dia seorang laki-laki هُ - hu
Mereka (2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
Mereka (3 orang laki-laki atau lebih). هُمْ - hum
Dia (seorang perempuan) هَ - ha
Mereka (2 orang perempuan) هُمَا – humaa
Mereka (3 orang perempuan atau lebih). هُنَّ - hunna
2) Pihak Kedua (yang diajak bicara) – Mukhatab.
Kamu (seorang laki-laki) كَ – ka
Kalian (2 orang laki-laki). كُمَا – kumaa
Kalian (3 orang laki-laki atau lebih). كٌمْ - kum
Kamu (seorang perempuan) كِ – ki
Kalian (2 orang perempuan كُمَا – kumaa
Kalian (3 orang perempuan atau lebih). كٌنَّ -kunna
3) Pihak Kesatu (yang berbicara) – Mutakalim.
Saya seorang نِى - ni
Kami. نَا – na
1. Dhomir Munfashil
Kata ganti yang terpisah dari kata kerja.
Berfungsi berbagai subjek kalimat (fa'íl)
2. Dhomir Muttashil
Kata ganti yang bersatu dengan kata kerja.
Berfungsi berbagai objek kalimat (maf'ul)
Dhamir Munfashil terdiri dari tiga janis yaitu :
1) Pihak Ketiga (yang dibicarakan) - Ghaib
Dia seorang laki-laki هُوَ - huwa
Mereka (2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
Mereka (3 orang laki-laki atau lebih). هُمْ - hum
Dia (seorang perempuan) هِيَ - hiya
Mereka (2 orang perempuan) هُمَا – humaa
Mereka (3 orang perempuan atau lebih). هُنَّ - hunna
2) Pihak Kedua (yang diajak bicara) – Mukhatab.
Kamu (seorang laki-laki) اَنْتَ – anta
Kalian (2 orang laki-laki). اَنْتُمَاَ – antuma
Kalian (3 orang laki-laki atau lebih). اَنْتُمْ - antum
Kamu (seorang perempuan) اَنْتِ - hiya
Kalian (2 orang perempuan اَنْتُمَاَ – antuma
Kalian (3 orang perempuan atau lebih). اَنْتُنَّ - antunna
3) Pihak Kesatu (yang berbicara) – Mutakalim.
Saya seorang اَنَا - ana
Kami. نَحْنُ – nahnu
2. Domir Muttashil
Terdiri dari tiga jenis yaitu :
1) Pihak Ketiga (yang dibicarakan) - Ghaib
Dia seorang laki-laki هُ - hu
Mereka (2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
Mereka (3 orang laki-laki atau lebih). هُمْ - hum
Dia (seorang perempuan) هَ - ha
Mereka (2 orang perempuan) هُمَا – humaa
Mereka (3 orang perempuan atau lebih). هُنَّ - hunna
2) Pihak Kedua (yang diajak bicara) – Mukhatab.
Kamu (seorang laki-laki) كَ – ka
Kalian (2 orang laki-laki). كُمَا – kumaa
Kalian (3 orang laki-laki atau lebih). كٌمْ - kum
Kamu (seorang perempuan) كِ – ki
Kalian (2 orang perempuan كُمَا – kumaa
Kalian (3 orang perempuan atau lebih). كٌنَّ -kunna
3) Pihak Kesatu (yang berbicara) – Mutakalim.
Saya seorang نِى - ni
Kami. نَا – na
Ilmu Nahwu (3) - Shigat Mubalaghah & Isim Tafdil
SHIGAT MUBALAGHOH
Bentuk isim Fail yang menunjukkan arti sangat atau maha.
Contoh :
رَزَاقٌ = Maha pemberi rizki.
غَفُوْرٌ = Maha pengampun.
عَلِيْمٌ = Maha mengetahui
Sighat Mubalaghoh mempunyai beberapa pola :
1. Pola فَعِيْلٌ
عَزِيْزٌ = Maha gagah.
رَحِيْمٌ = Maha penyayang.
سَمِيْعٌ = Maha mendengar
2. Pola فَعَّالٌ
غَفَّارٌ = Maha pengampun.
وَهَّابٌٌ = Maha peduli.
رَزَّاقٌ = Maha pemberi rizki
3. Pola فَعُوْلٌ
شَكُوْرٌ = Maha terima kasih.
غَفُوْرٌ = Maha pengampun
4. Pola فَعِلٌ
حَذِفٌ = Sangat hati-hati.
فَرِحٌ = Sangat gembira
ISIM TAFDHIL
Bentuk isim Fail yang menunjukkan arti lebih.
Contoh :
أ َكْبَرُ = lebih besar
أ َحْسَنُ = lebih baik.
أَ َصْغَرُ = lebih kecil
أ َبْعَدُ = lebih jauh.
SIFAT MUSYABAHAH
Isim yang menunjukkan arti sifat yang tetap dan melekat pada diri seseorang.
Contoh :
شُجَّاعٌ = Pemberani.
جَبَّانٌ = Pengecut.
َضعِيْفٌ = Lemah. حَ
عَفِيْفٌ = Lembut.
كَرِيْمٌ = Mulya.
شَرِيْفٌ = Mulya
حَسَنٌ = Baik.
Isim Fail : menunjukkan sifat yang tidak selamanya melekat pada diri maushuf (pihak yang disifati).
Sifat Musyabahah : sifat yang selalu melekat pada diri maushuf.
Bentuk isim Fail yang menunjukkan arti sangat atau maha.
Contoh :
رَزَاقٌ = Maha pemberi rizki.
غَفُوْرٌ = Maha pengampun.
عَلِيْمٌ = Maha mengetahui
Sighat Mubalaghoh mempunyai beberapa pola :
1. Pola فَعِيْلٌ
عَزِيْزٌ = Maha gagah.
رَحِيْمٌ = Maha penyayang.
سَمِيْعٌ = Maha mendengar
2. Pola فَعَّالٌ
غَفَّارٌ = Maha pengampun.
وَهَّابٌٌ = Maha peduli.
رَزَّاقٌ = Maha pemberi rizki
3. Pola فَعُوْلٌ
شَكُوْرٌ = Maha terima kasih.
غَفُوْرٌ = Maha pengampun
4. Pola فَعِلٌ
حَذِفٌ = Sangat hati-hati.
فَرِحٌ = Sangat gembira
ISIM TAFDHIL
Bentuk isim Fail yang menunjukkan arti lebih.
Contoh :
أ َكْبَرُ = lebih besar
أ َحْسَنُ = lebih baik.
أَ َصْغَرُ = lebih kecil
أ َبْعَدُ = lebih jauh.
SIFAT MUSYABAHAH
Isim yang menunjukkan arti sifat yang tetap dan melekat pada diri seseorang.
Contoh :
شُجَّاعٌ = Pemberani.
جَبَّانٌ = Pengecut.
َضعِيْفٌ = Lemah. حَ
عَفِيْفٌ = Lembut.
كَرِيْمٌ = Mulya.
شَرِيْفٌ = Mulya
حَسَنٌ = Baik.
Isim Fail : menunjukkan sifat yang tidak selamanya melekat pada diri maushuf (pihak yang disifati).
Sifat Musyabahah : sifat yang selalu melekat pada diri maushuf.
Ilmu Nahwu (2) - Jenis-jenis Isim
III. TENTANG ISIM
o Berdasarkan Jenis gendernya :
1) Mudzakar – laki-laki
Misal : مسلمٌ – muslimun - muslim
2) Muánnas – perempuan
Misal : حسنة – hasanatun - kebaikan
o Berdasarkan Bilangannya :
1) Mufrod – Tunggal
Misal : مسلمٌ - muslimun – seorang muslim
2) Mutsana/Tatsniyah – Dua.
Misal : مسلمان – muslimaani – dua orang muslim.
مسلمين – muslimaini – dua orang muslim
3) Jama’ – Banyak
Misal : مسلمون– muslimuuna – banyak muslim (3 orang atau lebih)
مسلمين – muslimiina – banyak orang muslim (3 orang atau lebih)
o Jenis Bilangan Jama :
1) Jama’ Mudzakar Salim – Banyak Laki-laki
Misal :مسلمون - muslimuuna – banyak muslim
2) Jama Muannas Salim – Banyak Perempuan.
Misal : حَسَنَاتٌ– hasanaatun – banyak kebaikan
3) Jama Taksir (rincian pada halaman berikut)
(Perubahan dari bentuk tunggal ke bentuk jama secara tidak beraturan)
Misal : رَسُوْلٌ - rasuulun – seorang rasul
رُسُلٌ - rusulun – banyak rasul
o Isim Maqshur : isim yang berakhiran alif yang tetap ( أ َلِفْ لاَزِمَةٌ ).
Contoh :
اَلْفَتَى – اَلْمُسْطَفَى – اَلْهُدَى - مُوْسَى
o Isim Manquush : isim yang berakhiran ya yang tetap ( يَاءٌ لاَزِمَةٌ ).
Contoh :
اَلْهَادِى - اَلزَّانِى – اَلْقَضِى - اَلرَّاعِى
o Berdasarkan Jenis gendernya :
1) Mudzakar – laki-laki
Misal : مسلمٌ – muslimun - muslim
2) Muánnas – perempuan
Misal : حسنة – hasanatun - kebaikan
o Berdasarkan Bilangannya :
1) Mufrod – Tunggal
Misal : مسلمٌ - muslimun – seorang muslim
2) Mutsana/Tatsniyah – Dua.
Misal : مسلمان – muslimaani – dua orang muslim.
مسلمين – muslimaini – dua orang muslim
3) Jama’ – Banyak
Misal : مسلمون– muslimuuna – banyak muslim (3 orang atau lebih)
مسلمين – muslimiina – banyak orang muslim (3 orang atau lebih)
o Jenis Bilangan Jama :
1) Jama’ Mudzakar Salim – Banyak Laki-laki
Misal :مسلمون - muslimuuna – banyak muslim
2) Jama Muannas Salim – Banyak Perempuan.
Misal : حَسَنَاتٌ– hasanaatun – banyak kebaikan
3) Jama Taksir (rincian pada halaman berikut)
(Perubahan dari bentuk tunggal ke bentuk jama secara tidak beraturan)
Misal : رَسُوْلٌ - rasuulun – seorang rasul
رُسُلٌ - rusulun – banyak rasul
o Isim Maqshur : isim yang berakhiran alif yang tetap ( أ َلِفْ لاَزِمَةٌ ).
Contoh :
اَلْفَتَى – اَلْمُسْطَفَى – اَلْهُدَى - مُوْسَى
o Isim Manquush : isim yang berakhiran ya yang tetap ( يَاءٌ لاَزِمَةٌ ).
Contoh :
اَلْهَادِى - اَلزَّانِى – اَلْقَضِى - اَلرَّاعِى
Ilmu Nahwu (1) - Ciri-ciri Isim (Kata Benda)
TATA BAHASA ARAB
I. PENDAHULUAN
o Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari tentang kaidah-kaidah tata bahasa Arab, termasuk cara membaca harakat pada setap akhir kata.
o Sedangkan Ilmu Sharaf ialah ilmu yang mengkaji tentang perubahan-perubahan bentuk kata dalam bahasa Arab.
o Ada pepatah : الصرف ام العلوم والنحو ابوها (ash-sharfu ummul ‘uluum wan-nahwu abuuha) “Ilmu Sharaf induk segala ilmu, sedangkan ilmu Nahwu bapaknya”.
II. ISTILAH.
o Terdapat perbedaan istilah dalam bhs Arab dan Indonesia yaitu :
Bahasa Arab - Bahasa Indonesia
Harfun/Huruf - Huruf
Kalimat - Kata
Kalam/Jumlah - Kalimat
o Komponen penyusun kalam/jumlah :
Isim = Kata benda, termasuk gerund (kata kerja yang dibendakan)
Fiíl. = Kata kerja
Huruf. = Huruf.
o Ciri-ciri Isim :
1) Berawalan alif lam
Misal : المسجدُ – al masjidu - mesjid
2) Berakhiran tanwin dan atau di awali huruf mim.
Misal : مسلمٌ – muslimun - muslim
3) Berharkat kasroh (jeer).
Misal : فى المسجدِ – fil masjidi - di dalam masjid
4) Ada huruf ta bulat (ta marbutah ة )
Misal : مدرسة – madrosatun – madrasah/sekolah
o Ciri-ciri Fiíl :
1) Tidak memiliki ciri-ciri isim.
2) Terdiri dari 3 huruf s/d 6 huruf
Misal :
خرج – kharaja - keluar
أخرج – akhraja – mengeluarkan
سيقول – sayaquulu – akan berkata
I. PENDAHULUAN
o Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari tentang kaidah-kaidah tata bahasa Arab, termasuk cara membaca harakat pada setap akhir kata.
o Sedangkan Ilmu Sharaf ialah ilmu yang mengkaji tentang perubahan-perubahan bentuk kata dalam bahasa Arab.
o Ada pepatah : الصرف ام العلوم والنحو ابوها (ash-sharfu ummul ‘uluum wan-nahwu abuuha) “Ilmu Sharaf induk segala ilmu, sedangkan ilmu Nahwu bapaknya”.
II. ISTILAH.
o Terdapat perbedaan istilah dalam bhs Arab dan Indonesia yaitu :
Bahasa Arab - Bahasa Indonesia
Harfun/Huruf - Huruf
Kalimat - Kata
Kalam/Jumlah - Kalimat
o Komponen penyusun kalam/jumlah :
Isim = Kata benda, termasuk gerund (kata kerja yang dibendakan)
Fiíl. = Kata kerja
Huruf. = Huruf.
o Ciri-ciri Isim :
1) Berawalan alif lam
Misal : المسجدُ – al masjidu - mesjid
2) Berakhiran tanwin dan atau di awali huruf mim.
Misal : مسلمٌ – muslimun - muslim
3) Berharkat kasroh (jeer).
Misal : فى المسجدِ – fil masjidi - di dalam masjid
4) Ada huruf ta bulat (ta marbutah ة )
Misal : مدرسة – madrosatun – madrasah/sekolah
o Ciri-ciri Fiíl :
1) Tidak memiliki ciri-ciri isim.
2) Terdiri dari 3 huruf s/d 6 huruf
Misal :
خرج – kharaja - keluar
أخرج – akhraja – mengeluarkan
سيقول – sayaquulu – akan berkata
Jaminan Kemudahan Mempelajari Al Qur'an
Allah Swt telah mentakdirkan, bahwa al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, sebagaimana fakta yang kita lihat saat ini. Sesuai Firman Allah Swt dalam al-Qur'an surat Az Zukhruf ayat 3, & An-Nisaa ayat 82 :
إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Innaa ja’alnaahu Qur aanan ‘arabbiyyal la’allakum ta’qiluuna.
"Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya)".
Allah Swt telah memberikan jaminan kemudahan untuk mempelajari Al Qurán, seperti terdapat di dalam QS Al Qomar ayat 17, 22, 32, & 40 sbb :
ولقد يسرنا القرءان للذكر فهل من مدكر
Wa laqod yassarnal qur aana lidz-dzikri fa hal mim muddakir
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?"
Analisanya sebagai berikut :
a). Huruf lam ( ل ) pada kata laqod ( لَقَدْ ) adalah untuk menunjukkan penegasan/penekanan (taukid). Bermakna sungguh.
b). Kata setelah Qod ( قَدْ ) adalah yassarna ( يسرنا - telah Kami mudahkan; Allah Swt yang berkata) yang berbentuk fi'il madhi (past tense); juga bermakna penegasan. Bermakna sungguh.
c). Kata yassarna - يسرنا berbentuk fi'il madhi, yang menunjukkan peristiwa yang telah terjadi.
d). Pada surat Al Qamar, kalimat tersebut diulang sebanyak 4 kali (dengan susunan kalimat sama persis 100%) yaitu pada ayat 17,22,32,& 40, yang juga dapat bermakna penegasan.
Dari hal tersebut, jika diungkapkan dalam bentuk lain seakan-akan Allah Swt berkata :
"Wahai orang-orang beriman, Sungguh…sungguh….sungguh…sungguh…. telah Kami mudahkan Al Qurán untuk pelajaran (dipelajari)".
Apabila kita berbicara kepada seseorang dengan membuat penegasan seperti itu, tentu dalam rangka meyakinkan dan menunjukkan bahwa ucapan kita itu memang betul-betul seperti apa yang kita ucapkan.
Jaminan inilah yang semoga membuat kita menjadi optimis untuk semakin giat mempelajarinya, termasuk didalamnya mempelajari tata bahasa Arab.
Refferensi : Al Qur'an
Buku Ilmu Nahwu & Sharaf.
إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Innaa ja’alnaahu Qur aanan ‘arabbiyyal la’allakum ta’qiluuna.
"Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya)".
Allah Swt telah memberikan jaminan kemudahan untuk mempelajari Al Qurán, seperti terdapat di dalam QS Al Qomar ayat 17, 22, 32, & 40 sbb :
ولقد يسرنا القرءان للذكر فهل من مدكر
Wa laqod yassarnal qur aana lidz-dzikri fa hal mim muddakir
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?"
Analisanya sebagai berikut :
a). Huruf lam ( ل ) pada kata laqod ( لَقَدْ ) adalah untuk menunjukkan penegasan/penekanan (taukid). Bermakna sungguh.
b). Kata setelah Qod ( قَدْ ) adalah yassarna ( يسرنا - telah Kami mudahkan; Allah Swt yang berkata) yang berbentuk fi'il madhi (past tense); juga bermakna penegasan. Bermakna sungguh.
c). Kata yassarna - يسرنا berbentuk fi'il madhi, yang menunjukkan peristiwa yang telah terjadi.
d). Pada surat Al Qamar, kalimat tersebut diulang sebanyak 4 kali (dengan susunan kalimat sama persis 100%) yaitu pada ayat 17,22,32,& 40, yang juga dapat bermakna penegasan.
Dari hal tersebut, jika diungkapkan dalam bentuk lain seakan-akan Allah Swt berkata :
"Wahai orang-orang beriman, Sungguh…sungguh….sungguh…sungguh…. telah Kami mudahkan Al Qurán untuk pelajaran (dipelajari)".
Apabila kita berbicara kepada seseorang dengan membuat penegasan seperti itu, tentu dalam rangka meyakinkan dan menunjukkan bahwa ucapan kita itu memang betul-betul seperti apa yang kita ucapkan.
Jaminan inilah yang semoga membuat kita menjadi optimis untuk semakin giat mempelajarinya, termasuk didalamnya mempelajari tata bahasa Arab.
Refferensi : Al Qur'an
Buku Ilmu Nahwu & Sharaf.
Langganan:
Postingan (Atom)